Friday, November 26, 2010

The Ocean Blue



bayangkan sejenak..dirimu berada di sebuah pantai berpasir putih
dan hanya kesunyian dan deburan ombak yang menghampiri
karena angin lembut akan menerpa wajah sendumu
maka rasakanlah ketika kedamaian itu singgah untuk menemanimu

menemanimu dari belenggu-belenggu
yang mengikatmu... seolah hidup ini hanya jenuh
karena kini saatnya membuang semua keluh kesahmu
di pantai indah yang berair biru...

rasakanlah ketika angin bernyanyi dengan merdunya
dan lambaian nyiur pohon kelapa seolah menari dengan gemulainya
sedang ombak saling berkejaran dengan riangnya
menanti mentari yang akan tenggelam dengan anggunnya

lihatlah di sekelilingmu...
pasir putih bak permadani indah
terhampar sepanjang mata..bersama birunya samudra
indah rupawan.. karena sejenak kita akan menemukan syurga

buanglah jauh-jauh keluh kesahmu
buanglah jauh-jauh dari kemunafikan semu
yang telah membelenggu hati-hati yang pilu
lalu katakanlah betapa indah ciptaanMU
mengapa harus resah melewati sang waktu
ayunkan saja langkah tegapmu..
biarkan saja dunia berputar bersama hidupmu

Oleh: Rico Widiarno

Monday, November 22, 2010

Dialah Ibuku


bila engkau bertanya...
apakah engkau pernah bertemu malaikat di dunia?
yang selalu menjagamu di sepanjang hari
yang menyayangimu dengan sepenuh hati
memberikan cintanya hingga akhir masa
melindungimu ketika engkau tak berdaya

maka dengan bangga aku akan berkata
dialah ibuku yang tercinta
yang mengasuhku tiada lelah
yang sanggup mengorbankan segalanya
walau untuk anaknya yang sangat manja

dialah malaikatku...
yang membimbingku ketika aku tak tahu
yang mengingatkanku ketika ku terlupa
yang merawatku ketika ku terluka
yang melindungiku ketika ku lemah
yang menghukumku ketika ku bersalah

dialah ibuku..
yang selalu berdoa untuk kebaikanku
yang pernah menangis karena kenakalanku
yang selalu bersabar karena kelakuanku
yang menguatkanku ketika ku tak mampu
dan dia adalah segalanya bagiku

dan dialah ibuku...
dia begitu sederhana
tapi dia adalah segalanya
kasih sayangnya ada sepanjang masa
walau terkadang anakmu ini durhaka

oleh: Rico widiarno

Secret admirer


pagi ini kulihat makhluk indah bersama wangi
yang senyumnya sanggup mengalahkan mentari
ketika sinarnya mengintip di antara celah jendela
menghangatkan hati yang telah lama sepi dan merana


siapakah dia wahai juwita ?
yang tatapan matanya membuat hati gundah gulana
oh Tuhan...apakah tidak terlalu pagi
sang syurga menurunkan bidadari..
sebab memandangnya begitu indah
seakan dirinya begitu sempurna

siapakah dia yang bagai bunga ?
indah merakah harum mewangi
membuat pandangan tak ingin berlalu pergi
walau sekilas hanya untuk menikmati pagi
karena tingkah polanya.. begitu mempesona


ah sudahlah...
makhluk itu terlalu indah untuk ku miliki
bahkan aku sedikit tersipu untuk menikmati
keindahan sang juwita di pagi ini

entah mengapa nyaliku menciut untuk mendekati
bagai pecundang aku meradang
walau sesaat untuk berucap
"bolehkah engkau aku miliki"..untuk menjadi ratu di singasana hati...
bahkan aku terlalu pengecut untuk mengungkapkan"aku suka padamu"

Oleh:Rico Widiarno

Sunday, November 14, 2010

Sajak-sajak Pasir



wahai sebutir pasir...
bertaburlah... bersama deburan ombak
terbanglah... bersama deru angin
butirmu kini pergi bersama hembusan takdir
mengembara bersama masa lalu yang telah engkau ukir

kini semua takkan lagi sama
dan semua memang harus berubah
mungkin engkau tak kan lagi kembali
dan biarlah waktu yang akan mengiringi engkau pergi

dan kini...tak ada lagi pantai-pantai indah bersama biru..
padang pasir tandus yang panasnya bagai menghunus
yang dulu engkau pernah ada..untuk melewati masa..
bersama... engkau mengukir jejak-jejak

semua memang telah berlalu
karena semua hanya masa lalu, tempat persinggahan semu..
karena kini telah engkau temui, tempat engkau akan mengukir hari..
tempat engkau akan menjalani takdirmu...
"takdir sebutir pasir yang selalu terombang ambing oleh takdir"

oleh: Rico widiarno

Tuesday, November 2, 2010

defessus animae


ketika desingan semilir angin menyejukan hati-hati yang pedih
terngiang jeritan-jeritan kalbu
akan luka-luka yang lama dan terngangah...

ketika badai tak lagi menakutkan..
terik matahari tak lagi menghangatkan
dinginnya salju tak lagi menyejukkan
dan halilintar tak lagi menggetarkan

apa yang harus aku lakukan
apakah aku harus terdiam seribu bahasa
sedangkan beribu pertanyaan menghujam di dadaku
dan jiwaku... ya jiwaku telah pergi untuk sesuatu yang belum mati.

diriku diantara dataran tandus yang luas.
apa yang akan ku cari di daratan sepi?
hanya fotamorgana yang ada di hadapanku..
fatamorgana yang menggambarkan oase-oase palsu...

sedangkan waktu akan membunuhku..
bagai serigala-serigala lapar yang mengintai mangsanya
yang siap mengoyak-ngoyak sanubari yang hampa
tertawa-tawa atas hati yang gundah gulana...

aku berjalan di jalanan yang sangat panjang
tertatih-tatih..dengan letih
aku ingin berhenti...tapi suara-suara itu menyuruhku berlari
dan aku tersesat di persimpangan ini...

beri aku pedang....
pedang yang akan menebas semua keraguan..
pedang yang akan ku hujamkan pada musuh-musuh yang sunyi
yang membisikan keraguan-keraguan yang menyesatkan

beri aku harapan..
harapan yang memapahku menuju oase
oase yang menyelamatkanku dari sang waktu
menghenyakkan aku dari lamunan semu

Tuhan beri aku tanda yang akan menyelamatkanku dari persimpangan jalan.......


oleh: rico widiarno